Profesi di masa depan

01 September 2013. @ Hypermart Metro Indah Mall: negosiasi mengenai mobil-mobilan mana yang boleh diambil. Negosiasi yang alot, tentu saja. Ada yang pengen 2, ada yang minta 3, bahkan ada yang pengen semuanya! Aih, mana bisa begitu? Ambil 1, atau tidak sama sekali! Oh yes, Nak. Selagi kalian masih numpang makan-tidur-main di rumah kami, kalian deh ya, yang musti ngikut aturan kami..! Huahaha...

01 September 2013. @ Hypermart Metro Indah Mall: Tentu saja bukan sedang bernegosiasi soal jurusan apa yang akan mereka ambil saat kuliah nanti. Ini negosiasi alot tentang mobil-mobilan mana yang boleh mereka beli. Ada yang pengen-nya 2, ada yang minta 3, bahkan ada yang pengen semuanya! Aih, mana bisa begitu? Ambil 1, atau tidak sama sekali! Oh yes, Nak. Selagi kalian masih numpang makan-tidur-main di rumah kami, kalian deh ya, yang musti ngikut aturan kami..! Huahaha… *sadis* πŸ˜†

Tergelitik, sekaligus tertampar baca jurnal si Mamak kece ini. (aku suka to the max postinganmu yang ini, Mak! πŸ˜€ ) Sampe sekarang, saya dan Baginda Raja memang belum pernah secara serius membicarakan soal profesi anak-anak kami nanti. Concern kami kan lebih pada BERAPA DUIT yang musti disediakan DARI SEKARANG kalo nanti mereka kuliah di PT(N) A, B, C dan lain-lainnya itu. πŸ˜€ Habisnya pas kemaren tahu berapa biaya yang dikeluarkan salah seorang tetangga untuk masukkin anaknya ke salah 1 PTN di Bandung ini, saya sumpah shock banget deh. Gilaaa, duit semua, ituuuu? Boleh nggak, sebagiannya pake daun? Daun telinga? :mrgreen: Hiks, pegimane nanti, let say 10 tahun yang akan datang? In our case, biayanya dikalikan 3 aja, gitu! Huhuhu… Dan terus ngiri sama orang yang anaknya cuma 1. :mrgreen:

Anyhow, secara sepintas pernah sih, ngenalin Andro (adik-adiknya masih jadi tim penggembira aja kalo udah ngomongin masa depan, hihi) ke profesi-profesi yang sudah terpampang nyata dan familiar aja dulu deh, di mata dia kayak polisi, dokter, guru, artis (???) dan tentu saja masih ditanggapi secara tentatif sama si boss kecil. Maksudnya, kalo liat iring-iringan mobil polisi dengan sirine meraung-raung minta jalan, -dan keliatan keren karena pasti bikin semua mobil di jalan minggir- kalo nggak mau diklaksonin sampe telinga pekak– ya doski pengen jadi polisi; kalo liat mobil keren dan bikin mata melotot saking takjubnya, ya doski pengen jadi pengusaha (haha, untuk yang ini salahkan emak bapaknya yang selalu bilang orang kaya=pengusaha. Ya mana mungkin tho, PNS punya vellfire/ferrari/hummer..? πŸ˜€ )

Tapi pernah sih, secara mengejutkan dia bilang pengen kerja kayak Ayah dan Ibu. Hah? Kenapa? Biar bisa punya mobil dan rumah, katanya. Huahaha…! Hoalah, Bang. RumahΒ mungil dan mobilΒ sepuluh juta ummat ini kan kami cicil tiap bulan, Nak. Nggak serta merta turun dari langit. Dan kami ini sayang sekali loh padamu, sampe-sampe kami pengen pas kamu besar nanti, bisa lah beli rumah dan mobil TUNAI! Jangan ngutang macam kami iniiiii…! :mrgreen: Atau mungkin, karena pekerjaan kami ngumpulin uang buat bayar gajiΒ  PNS, polisi, membangun jembatan, sekolah, sarana jalan dan lain-lain itu terlihat sangat mulia dan keren (???) di mata si boss kecil? Haha, iya! Mungkin! Pekerjaan apa sih, yang lebih keren daripada menggaji polisi ya, Bang..? πŸ˜†

Dan pekerjaan kami sekarang ini, ehm.. gimana ya. Dibilang enak, ya enak lah. Minimal dengan gaji dan tunjangan yang kami terima saat ini, kami bisa dengan leluasa ngatur UTANG. Loh, kok utang? Lah, ya iya dong, kapanan nggak semua orang bisa dengan gampil dapet fasilitas kredit, yes? Sebagai PNS level prajurit, jangan mimpi lah, bisa beli rumah harga 100-200 juta tanpa utang, beli mobil baru tanpa kredit. Jadi mari bersyukur, bisa dengan gampil memanfaatkan semua fasilitas kredit yang ditawarkan secara marathon oleh para bank itu, betul? πŸ˜€

Tapi jujur nih ya, sebagai orang yang udah sepuluh tahun lebih bergelut di lingkungan pekerjaan ini, saya dan Baginda Raja mengharapkan A3 mendapatkan pekerjaan yang jauuuhhh lebih baik dari pekerjaan kami sekarang. Bukan, bukan karena kami kurang puas dengan pencapaian kami saat ini, (bilang nggak puas nanti takutnya jadi kufur nikmat, kan? πŸ˜‰ ) tapi lebih ke apa ya, ehm rasanya dunia ini terlalu luas untuk dilewatkan. Ada masih banyaakkk sekali tempat dan kesempatan yang terbentang di luar sana, menunggu untuk dieskplore, untuk ditaklukkan. Masih ada banyaaakk sekali rupiah, dan dollar (dan euro? dan real? πŸ˜‰ ) yang bisa diburu, hahaha..

Iya, memang nggak bijaksana ya, mengukur tingkat kesuksesan dan kebahagiaan seseorang dari berapa banyak duit/harta yang dia punya. Tapi menurut saya, kalo bisa sukses, bahagia dan punya duit banyak DENGAN CARA YANG HALAL : kenapa nggaaaaakk…? Hahaha… *teuteuppp* πŸ˜†

Soal duit yang berhubungan dengan pekerjaan ini, kadang jatuhnya emang jadi sensitif banget deh, ya. Terus terang, saya pernah loh, rada nyolot ke salah seorang sepupu Baginda Raja yang kerja di salah satu pabrik garmen di daerah Dayeuhkolot sana, karena waktu itu dengan entengnya dia bilang: ” Ooohh.. kalian kerja di Paj*k ya. Waktu itu ada, tuh. Orang dari Paj*k yang dateng ke kantor, minta duit…” Dan ngomongnya di acara keluarga yang lumayan banyak orang. Saya ini bukannya mau membabi buta membela institusi ya, tapi mbok yao lihat-lihat lah kalo mau komen sesuatu. Siapa yang diajak bicara, ada siapa aja disitu, pantes nggak ngomong begitu. Jujur, waktu itu saya langsung protes keras (ke Baginda Raja, lah. Masa’ ke ibu mertua? πŸ˜† )Β  Maksud saya, orang Paj*k yang ‘kantor-nya’ dimana? Sekarang banyak lho, orang yang ngaku-ngaku dari kantor Paj*k! Beneran! Jadi, kalo emang ada oknum Paj*k yang minta-minta duit, tinggal catet namanya, catet identitas pegawainya, trus laporin deh. Se-sederhana itu? Iya, se-sederhana itu, kok. So, kalo nggak tahu duduk perkara yang sebenernya, jangan langsung komen, deh. Daripada bikin sakit hati orang, betul tidak..? *Aa Gym mode on* πŸ˜€

Omong-omong, di instansi manapun, pemerintah/swasta, yang namanya okum itu akan selalu ada. Katanya sih, karena ada permintaan, makanya ada penawaran. Trus, karena ada penawaran, makanya ada permintaan..? πŸ˜‰ Eh tapi kan bukan berarti, ketika di Kepolisian ada ketangkep oknum seperti Irjen Djoko Susilo, maka berarti semua anggota POLRI itu koruptor, ya? Juga ketika di gedung DPR yang terhormat ada ketangkep Muhamad Nazaruddin, kan nggak berarti juga semua anggota dewan itu kelakuannya sama? Pun ketika di salah 1 bank swasta nasional, ada Melinda Dee yang tindak tanduknya bikin shock para nasabah, tidak serta merta kita nggak percaya lagi sama institusi perbankan, kan? Lalu gimana dengan bidan yang memperjual-belikan bayi-bayi, guru yang mem-bully anak didiknya, dokter yang melecehkan perawat-nya… 😦 Nggak usah jauh-jauh, deh. Saya sering tuh, liat oknum pegawai yang minta bon kosong waktu mereka makan di rumah makan. Ada? Banyaaakkk..! Tapi kan mana boleh, menyamaratakan semua orang yang ada di 1 institusi, hanya karena melihat satu-dua oknumnya, tho? Mana bisa kita men-judge negatif satu profesi hanya karena salah satu, dua, tiga orangnya melakukan tindakan kriminil..? Jadi setuju banget sama Mamak Sondang: dalam setiap profesi yang halal, ada banyak orang yang baik, yang jujur, yang bekerja keras, yang nggak makan gaji buta, yang mau doing the extra mile.

Makanya saya pasang badan deh, kalo ada yang bilang semua pegawai De-Je-Pe itu kayak Gay*s. Iiih, sampeyan pasti belum ketemu saya. Rumah saya di ujung Bandung kalo nggak boleh dibilang kampung ngutangnya 10 tahun, mobil emang baru, tapi kredit 3 tahun dan megap-megap bayar cicilannya, pernah ditipu mentah-mentah sama pemborong gila yang ngerenov rumah, sampai pontang panting kepala jadi kaki, kaki jadi dengkul, nutup utang sana sini. *curcol abissss* :mrgreen: Sampeyan juga pasti belum ketemu ya, sama puluhan ribu pegawai De-Je-Pe lain yang rumahnya masih ngontrak, motor-nya nyicil, pusing 7 keliling 8 putaran karena musti itung-itungan sampe njlimet waktu mau bayar uang pangkal sekolah anak-nya, stress setengah mati waktu mau bayar tagihan RS anak/istrinya yang cuma di cover sekian ribu perak sama Askes. Jadi, pikir-pikir dulu ya Pak/ Bu sebelum ngomong! πŸ˜‰

Karena itu, mari belajar dari sekarang untuk berbaik sangka sama orang, APAPUN profesinya. Ketika melihat seorang polisi menilang pengendara bermotor misalnya, daripada bilang : “nah lhoooo.. kena berapa tuh?” mendingan juga bilang: “betul pak Polisi, tilang tuh kalo ada yang melanggar. Biar nambah kas negara kita…” Eh, atau kalo kalimat itu terlalu panjang untuk diucapkan, ya mending diem aja deh, biar aman. πŸ˜† Pokoknya ingat-ingat saja, ada sponge mini berjalan yang menyerap dengan sangat cepat, dan lalu meniru dan mengikuti, apapun yang kita ucapkan, apapun yang kita lakukan, bahkan (kadang-kadang) apapun yang kita pikirkan! *lirik sayang A3* πŸ˜€

Dan oh, jangan lupa rajin-rajin berdo’a, semogaaaaa para junior(s) kita nanti dilancarkan dan dimudahkan semua urusannya, menjadi orang yang menikmati pekerjaan-nya, dimuliakan jodoh dan keturunan-nya, sukses dunia akhirat-nya, bahagia lahir bathin-nya, banyak harta-nya (yang ini tentuuu pesan sponsor emaknya: nggak boleh ketinggalan dong, ah! :mrgreen: ) dan… jadi ahli surga! Aamiinnn…..! *du’a of the year* πŸ˜€

113 thoughts on “Profesi di masa depan

  1. Amin untuk doanya! Anakku sempat pengin jadi koki, pemain film dan kini pengin jadi penari. Masih random… Mari kita lihat 10 th lagi anak2 kita penginnya jadi apa πŸ™‚

  2. Kayanya A3 harus diajak ke Kidzania tuuh biar kenal dan nyoba aneka profesi.
    Aku jd inget waktu Neysa Youri kecil dulu, main di kidzania dan ketika kutanya paling enak jadi apa. Jadi pegawe pajak, katanya. Hah, kok bisa? Iya gajinya gede (belakangan kutahu ternyata dibandingin sm operator taksi & buruh pabrik roti :)) dan kerjanya gampang. Kok gampang? Iya, cuma keliling2, nanya pengusaha2 (anak2 yg berperAn jd pengusaha), nanya udah punya npwp ato belum, trus ngasih npwp kalo belum dan spt kalo udah. Hahaha… Sesederhana itu pekerjaanku di mata anak2…

    • Hadaaaahhh, Neysa-Youri iniiii…. πŸ˜†
      Cobaaaaa jd fiskus emang se-sederhana itu ya, Nak! πŸ™‚
      Mbak, dulu anaknya temen pernah dibawa ibunya ke kantor pas lg libur sekolah, dan apa komennya? Eh, ternyata.. di kantor ibu ada komputer juga, yaaaa..! Astagaaaa…! πŸ˜†
      Btw, belum kepikir bw A3 kesana, mbak. Males jauh dan… mahalnya! Huahaha…

      • Gak jauh laah.. Cuma 2 jam saja dari pintu tol buah batu.
        Ntar anak2 main ibunya bisa ngemall di bawah di pacific place.. Siap2 aja dompet terkuras hahaha…
        Penggemar tas kan Fit? Banyaak.. Mo LV ato Hermes? Gak pake kawe2an di situ mah.. Pilih aja.. Beliin aku satu ya πŸ˜€

  3. wowwwwwww….sungguh tulisan yang gegap gempita.
    Iya mba bener ya gak baik yang menyamaratakan kelakuan satu institusi sama kelakuan jelek satu orang.
    Tapi yah namanya juga orang indonesia. Urusan orang lain lebih penting daripada urusan sendiri..hehe

    • Aamiinnn, semoga tante Noni dan om Matt juga duitnya makin banyaaakk, biar bisa menjamu A3 di Hermes hotel… *teuteuppp hotel tas dibawa2* πŸ˜†
      Betulllll, Non. Emang yg dituntut kerja sebener2nya yg di pemerintahan dulu, sih. Kan itu tadi, ada penawaran maka ada permintaan, haha… kalo aparat udh bener, sektor swasta juga segan ya, kalo mau macem2… iya, HARUSNYA segan… πŸ™‚

  4. Hahaha bagian curcolnya bikin senyam-senyum mbaak πŸ˜€ aku yakin koq masih banyak orang baik di dunia ini yang tidak menghalalkan segala cara utk memperoleh kemakmuran. Dan ya ternyata ukuran kebahagiaan tiap orang itu memang beda mbak πŸ˜‰

    • Haha.. ini kan posting curcolan berkedok profesi masa depan the krucils, Mes..! Ihik… πŸ˜†
      Iyaaaa, ukuran kebahagiaan orang mungkin emang beda, cuma buatku, sehat dan punya duit itu tetep jd indikator penting. Huahaha…

    • Mbak, kasih jempolnya ke siapa, nih? Kalo ke aku, tett tooottttt! Anda salah orang! Huahaha…
      Ah, mau jadi apa juga boleh kan, mbak? Yang penting halal, bahagia, sukses dan nanti jadi ahli surga. Allohumma aaaa… miinnn…! πŸ™‚

  5. Amiinnnnnnn buat doanya . Semogaaaa anak2 kita menjadi anak soleh, berguna buat sesama. Me jadi panutan dilingkunganya. Gak neko2 terus berada di jalur yg diberkahi Allah ya mba.secara ngeri jaman skrang dunia makin tua smua jadi lupa diri. Serba matrealisasi dan penuh intrik serta konspirasi eeeaaaaaaaaaa ( nyelip vikinisasi )

    Iduppp kreditan..!! Aku n chicco juga idup hasil kredit juga kok mba. Pala jadi kaki kaki jadi pala. Tutup lubang gali lubang. Hasil kerja keras sendiri. Big no no buat rejeki haram. Jangaannnn sampe kemakan ama kita ya mba.*peluk2 baginda ratu n rajo*

    Si krucils aka A3 klo kejkt diajakin ke kidzNia aja mba kan bisa coba2 main2 an profesian gitu. Tapi yaaa seiring jalan juga pasti pd brubah2. Kaya aku dulu wkt kecil pengen jd pramugari, pas dah gede brubah pengen jd arsitek. Eeaaaaaa.

    • Aamiin, ya Nis. Hiks, emang jaman kian edan, makin beraaaaattt tugas kita ngegedein para krucil itu. Berat di ongkos, maksudnya.. πŸ˜†
      Betuuullll, yang haram2 itu jatuhnya nggak berkah, tapi sayangnya, masih adaaaaa aja orang yg belum (nggak mau?) tahu… 😦
      Pramugari? Aih, padahal cocok kali dirimu jd pramugari, Nis. Keren abisss…! Err.. tapi arsitek ketje juga sih, soalnya terkesan pinter… hahaha..

  6. Aamiiin..
    Alhamdulillah sampai saat ini sih biaya PT di sini masih ghratis mba.. Dan semoga sih akan tetap begitu. Kalo ga emak bapaknya Mibe bisa2 pingsan mendadak nih, belum nabung.. hahahaha..

    Kalo tentang pekerjaan anak nanti, aku udah sering nanya2 Bubu loh.. nanti kira2 Mibe jadi apa yaa.. Ikutin bapaknya yang itung2an ato emaknya yang ke seni nih? tapi yah ujungnya mah, yang penting halal dan gajinya gede.. muahahaha.. πŸ˜›

    • Dan ituuuu salah 1 yang bikin orang Indonesia ngiri sama orang2 yg tinggal di Europe dan Amerika sana, Be… Kapaaaannn disini pendidikan dan kesehatan gratis tanpa limit, yaaaa… *menerawang masa depan dan mendadak pesimis* πŸ˜†
      Haha. Mibe masih bisa kok, jadi seniman yang duitnya banyak, DAN HALAAL, Be. Tenaaangg, masih banyak waktu untuk mempersiapkan… πŸ˜€

  7. Amiiin, mudah2an nnt kalo udah ada Jr(s) aku dan Miku gak ngegerundel deh mbak or at least kl nggrundel pake basa Jawa aja yang gak dimengerti anak πŸ˜€ hihihi *cari aman*
    Postingannya ada curhat sampe geregetan kaya’nya nih, keyboard ada yang rusak gak mbak? πŸ˜‰

  8. Soal biaya pendidikan ini menurutku salah satu alat kontrasepsi yang cukup manjur hahaha. Aku sama hubby malah mikir, semoga dapat beasiswa huahaha atau pas jaman mereka semua udah gretong macam Eropa nan maju itu.

  9. anakku yg sulung pengen jadi naruto, tengah jd barbie, yg bungsu jd ultraman.. *emaknyapingsan*
    kok cita2 gak ada yg betul ya?
    Eh, si sulung hari ni ultah yg ke 8..

    • Haha, selamat genap 8 tahun ya, Naruto Yassir.. πŸ˜€
      Semoga ALLAH tambahkan semuaaaa yang baik padamu, aamiin…
      Btw, udah dapet kado apa nih dari Ibu..? πŸ˜‰
      Ndah, aku tuh masih gemesss sama kamu, kenapaaaa masih keukeuhh nggak mau bikin blog, sih..? πŸ˜€

      • jawaban terjujur:
        gak punya komputer
        gak punya laptop
        gak punya email
        gak ngerti cara bikin blog
        ini saya pake nokia N78 bekas adek utk liat internet. Karena si adek kasian liat kakaknya seperti katak dlm tempurung gak liat dunia luar.
        Suami si kakak??
        Cuek beibeh. . .

  10. iya beneerrrrr..pastinya orang tua bdoa agar anaknya mendapat kehidupan yg lbh baik dr mreka sndr kan..sama sperti doa ortu kita dulu tentunya πŸ˜€
    aq jg pgawai pemerintah,dan klo ada yg nanya kerja dimana..bgitu dijwb nama kantornya,lgsg deh “enak dong gajinya besar bisa kabur2 pas jam kerja”
    maksud ngana?>_<
    pdhl ya msh byk pgawai di kntor ini yg ngendon di ruangan terus,spt akyu, sampe bentuknya aja udh mirip kursi,hahahaha dan lagi gaji biasa aja,,cicilan banyak *curcoljuga* hihihi

    • haha, kalo ada yg bilang begitu ke aku, paling ku kasih senyum aja, Nit. Ehm, kalo mood lagi bagus, suka kukibasin jilbab sambil bilang: ooohhh, iya doongg…! Enak, yaaaaa…? *biar pengsan yang ngomongnya* πŸ˜†
      Haha, mari sini, sini.. nggak dilarang kok, curcol dimarih.. πŸ˜€

  11. Udah banyak wae yg komen ini. Aku ga pernah pertamax deh #dibahas#
    Aku juga sering gimana gt sama sodara2 di tempat asal saya n pak suami, semacam yg melihat kami ini luar binasa. Kerja di Kementerian yg ngurusin Uang kan, udah remun kan, kaya deh pastiii … Eaaa. situ g tau Pakde, Bude, Om, Tante, Mas, Mbak , cicilan kami 15 tahun itu, kerja juga naik kereta yg murah #curcol#
    Ahh .. soal cita-cita. Kemaren ada yg ditanya mau jadi apa nanti? Setelah mikir agak lama keluar jawaban “jadi pa satpam” … trus mikir lagi … “jadi pak palkil (parkir)”. Dpt dari mana ide itu
    Bagaimanapun aku setuju Mbak dengan
    Dan kami ini sayang sekali loh padamu, sampe-sampe kami pengen pas kamu besar nanti, bisa lah beli
    rumah dan mobil TUNAI! Jangan ngutang macam kami iniiiii…!

    Dan meng-amin-kan dengan sangat khusyuk untuk doa-doamu πŸ˜€ #KomenApaPostingSihIni#

    • haha.. bukan pak satpam dong, mbak Lila… Bu satpam dan bu palkil… :mrgreen:
      Ajaibbb ya, cita2nya. Dan takjub nggak sih, liat betapa hal yang sangat sederhana bisa sangat keren di mata para krucil itu, Dek..? πŸ˜€
      Aamiin, aamiin… mari doa bersama, supaya Allah lebih gampil mengabulkannya, sekalian, gitu lohh… ! haha…

  12. jadi inget omongan temenku yang udah seumuran ibuku. anaknya cowo semua. dia mendidik anak-anaknya untuk tau jalan hidup seperti apa yang kelak dipilih, no matter what profesinya. yang jelas, karena anak-anaknya cowo, mereka bakal punya tanggung jawab menafkahi keluarga. jadi makanya harus udah tau jalan hidup seperti apa yang dipilih biar bisa dirintis dengan sungguh-sungguh seawal mungkin. sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia tercinta ini kurang (atau justru tidak?) mengarahkan anak-anak untuk mengenal profesi sedini mungkin. jadi ga heran kalo anak udah mau lulus SMA, tapi masih bingung mau ambil jurusan apa untuk masa depannya 😦

    • Ah, iyaaa… keponakanku lulus SMA kemaren bingung kuliah mau masuk jurusan apaan. Ah, semogaaa 5, 10, 15 atau 20 tahun (???) yang akan datang, ada perubahan di sistem pendidikan kita ya, Na.

  13. Tentang G*yus itu, pas digembar-gembor media ttg berapa gajinya sebulan, mendadaklah beberapa saudara sms atau nelpon mau pinjem uang. Hahaha. Andai dia tau, Kementerian ini g cuma P*jak, dan tiap instansi beda2 pun pendapatannya kan? Mana lagi kami ini dari diploma *curhat πŸ˜›

    Jadi cuma aku aminkan kalo ada yang bilang “Depk*u kan uangnya pasti banyak” πŸ˜›
    *menatap cicilan KPR dan mobil yang masih 6,5 tahun lagi πŸ˜›

    Amiiin, semoga anak-anak kita nanti jauh lebih baik daripada kita yaaaa :*

    *ini komen banyak banget *-nya πŸ˜›

    • haha, anggap saja itu pujian (dan doa?) kalian bergaji besar, Dek.. πŸ˜€
      Pernah ada sodara jauh yang bilang gitu juga, wah enak ya.. kerja di kantor paj*k duitnya banyak? Aku jawab aja, di kantor paj*k nggak ada duit, dong. Duitnya kan setor ke bank. Di kantor cuma ada laporan2nya. Jadi iya, banyak banget tuh… kertas-nya.. πŸ˜†
      Aamiin.. semoga mereka jadi manusia yang nasib dan kepribadian-nya jauuuhh lebih baik daripada orangtuanya. Ya rumah pribadinya, ya mobil pribadinya, ya pesawat pribadinya.. huahaha… *teuteuuuppp* :mrgreen:

  14. aamiin….

    PTN aja udah mahal sekarang…ampun deh.
    dan balik cerita lagi, Inot waktu kecil dulu suka asal…jawab pengen jadi monyet πŸ™‚ eh ternyata kapan hari ada temen menghitung hari lahir, kepribadian dia apa doong….monyet πŸ™‚
    trus pengen jadi Polisi, karena dia ini kan ngefens sama om-nya…. dan aku tak rela…. liat adekku aja sengsara gitu, kasian.

    • iya, Lu.. syediiihhh aku liat biaya kuliah sekarang. Nah gimana dong 10 tahun yang akan datang, hiks?
      Haha, aku sudah baca kenapa kau berat ngelepas Inot jadi polisi di postingan mamak Sondang. Iya, laaahh.. mana ada, ibu yang tega ngeliat anak laki2 kesayangannya jadi tameng pas ada demo begitu… Tapi.. kalo jadi perwira polisi yang tinggal duduk manis di mobil2 dines mewah itu… boleh kaaan, Buuu…? πŸ˜†

      • itu cuman citra Mak…. beneran, gak selalu kaya gitu
        aku punya sodara perwira Polisi, dia sih sangat berada, tapi ya pindah2, ke daerah konflik juga. bahkan siap sedia dikirimin klenik2 gitu juga atas posisinya lho…. apalagi yang menduduki kursi panas

        • aduh… kalo bagian Andro duduk di mobil dines yang mewah itu sih aku nggak keberatan. Nah kalo musti dikirimin yang klenik itu… hiyyy.. nanti dulu, ah!
          Gilingan ya, Lu. Demi posisi yang berkursikan panas begitu orang sampe main dukun? Aduh, jangan deh… *seremmmm*

  15. hahaha postingan ini bisa jadi curhatannya si Mbul tuh, soalnya dia kan kerja satu bank sama MD. Jadi berasa banget kena getahnya setelah MD ketangkep. Kata dia kemana mana di “hina” orang. padahal itukan MD, sales yang lain sih engga. Itu lah mbak, kalo yang bosok nya lebih banyak daripada yang bagus, orang pun jadi cenderung judgement nya udah jelek aja. Padahal gak semuanya. Hmmm jadi inget polisi2 yang kemarin di tembak tembakin, kasian mungkin aja mereka adalah sedikit dari polisi yang jujur 😦

    • aaahh, Mbul.. I heart you bangeeettt… sabar ya! Eh tapi sekarang kayaknya udah nggak terlalu banyak yang nge-bully kan? Hmmm… polisi jujur ya. Mudah-mudahan sih jumlahnya tidak se-sedikit yang orang kira ya, May… πŸ˜‰

      • Hehehe dia sih sabar mbaaaak, banget. Makanya dia mah betah di bank itu sampe sekarang. katanya orang lain boleh gak bener, tapi dia kan bener. katanya nanti nasabah juga tau kok :).
        Hmmm soal polisi jujur, errr mudah2an ya mbak. Agak hopeless sih liat polisi jaman sekarang. Tapi aku tau beberapa polisi baik yang bener bener melayani masyarakat dengan tulus di karawang. Sayangnya mereka ini kalah jumlah sama ehm yg gak benernya

        • Keliataaaaann itu Mbul orangnya sabar, DAN BAIK. Kan orang cirebon emang baik2… (oke, yg ini pesan sponsor bagindaraja) πŸ˜†
          Di bandung aku jg kenal banyak polisi yang baik, May. Aaahh, semoga makin nambah ya, jumlahnya.. πŸ™‚

          • Mbul emang lebih sabar mbak, dan of kors dia lebih baik hahahahaha kalo engga mah gak bakal mau sama aku yg suka cranky gak puguhan :lol:…
            Amiiin mbak, biar nanti anak2 kita ga malu kalo punya cita2 jd polisi πŸ™‚

  16. Memang bener ya yang namanya orang tua itu nggak hanya mikirin nasib anak2nya satu atau dua tahun kedepan tapi sampe udah gede-nya dipikirin dari sekarang. Pokona mah salut lah, salam dari akang πŸ™‚

  17. Sulungku kalo ditanya pengen jadi apa, katanya mau jadi pemain bola… si no 2 pengen jadi tentara.. untung ibunya masih bisa stop gak nyinyir dengernya.. dan bisa mengalihkan ke doa mudah-mudahan bisa jadi pemain bola dan tentara yang soleh, hahahaha.. #pencitraan ibu salihah
    Yang jelas anak-anak itu selalu kita semangati (atau cuci otak ya?) bahwa mereka kudu rajin belajar dan ntar kuliah kalo bisa carilah yang gratisan.. sekarang kan banyak kesempatan kan kan?? kalo perlu mulai SMA juga boleh ^_^ (lha sekarang TK-SD aja dah bikin pingsan biayanya)

  18. setujaaah…suka pada pukul rata ajah emang orang2x tu. Klo bilang kerjaannya P*S mesti deh disangka kerjanya leyeh2x doang, magabut…beuuuh sbage anak PN* yang liat dengan mata kepala sendiri gimana berjuangnya Ibu untuk biayain hidup kami…kerja dari pagi bangeet, pulang sore banget, kadang libur juga masuk demi uang lemburannya… Kerja puluhan tahun, masih level 3c ajah karena lulusan SMA…berjuang keras supaya bisa terus naik level tanpa skolah lagi… I am proud of her…of her dedication to her job… sayah mah masih jauuuuuuh dedikasinya *lah jadi curcol πŸ˜€

  19. Iya, aku juga bingung, kenapa profesi civil servant selalu sering dianggap dari sisi negatifnya saja. Padahal kan tidak semua berprilaku seperti itu. Namanya oknum, pasti ada dimana-mana tempat. Sama juga sih, kalau kumpul sama keluarga, pasti aku sering disindir bhw PNS itu kerjaannnya santai dan blabla… Jadi kesal kadang mendengarnya 😦

    • Hihi.. tenaaaanggg, mas bro! Wolessss….! πŸ˜‰
      Masalahnya emang msh ada sih, PNS yg makan gaji buta. Dan sayangnya, ituuuu yg diliat sm masyarakat kita. Intinya, kita buktikan saja bahwa kita msh bisa kok, kerja bagus walopun ‘cuma’ PNS. Betul? πŸ™‚

  20. ha ha.. suka banget dengan tulisannya yang patriotis begini terhadap instansinya.. Tapi memang beneer sih, saya juga setuju.Jangan hanya gara gara perbuatan satu dua orang (yang diliput media), masyarakat jadi menilai bahwa seluruh karyawan di instansi itu berbuat sama tidak terpujinya. Padahal mungkin sebagian besar justru tidak ikut menikmatinya ya Mbak..

  21. ih..sama banget sih mbak. aku jg baru aja posting ginian karena ada temen yang mulutnya minta dikeplak gara-gara stigma De Je Pe (suami sy yg djp). makasih udah membuat aku adem dengan baca postinganmu mbak. salam kenal ya πŸ™‚

    • Halo, mbak Vivi… Udah baca kronologis kejadiannya. Kalo aku di posisimu, kukibas aja jilbabku, trus bilang: ngomong deh sana, sama cicilan utang2 kami! πŸ˜†
      Btw, sesama korps baju biru dgn suamimu, salam ya.. salam absen sidik jari, haha…
      Panggil Fitri aja, biar aku tak nampak tua, gituuuu…. πŸ˜†

  22. sama klo gitu. panggil vivi juga. aku pun masih muda. haha… kita satu kementerian kok fit beda eselon I aja. salam absen sidik jari udah disampein πŸ™‚

  23. aduh gimana dong nanti jaman anak daku mbak, anaknya aja belum ada.. fufuufufu..

    emang ya mbak gara-gara oknum tuh kadang suka ngerusak orang lain. aku juga nih gara2 banyak tukang tipu di onlensop, sekarang rada susah jualan onlen, dibanding pas tahun 2009 dulu *ini kok jadi curcol x))*

    eiakomen terakhir —>>> Teteeeuup anak gaul metro.. hihihi x)))

  24. Bener mak.. Aku jg dah lama mikir ini.. Kelak profesi anakku apa, dari skrg sbnr nya dah meraba2 dan rasanya langsung ksh jalan buat dia langsung dalemin profesi yg dia mau, biar lbh ahli dan profsional gtu kesannya hahaha.. Tp klo ditanya kg msh random mau jd apa, jd yaa… Tetep deh msh nebak2, semoga ya.. Kelak anak2 kita jd anak2 yg sukses dunia akhirat, aamiin…

    • doa terakhirnya kuamini sepenuh hati, Ris. Aamiin… πŸ™‚
      Haha, persiapan sedini mungkin emang penting ya, biar lebih smooth kesana-sananya.. πŸ˜€
      Jadi, cita2 para krucil sepertinya akan tetap random sampe umur mereka 25 tahun, mungkin? ahay, masih lama kaliiiii…! πŸ˜†

  25. Setiap orangtua pasti pengen anaknya lebih baik dari dirinya y mbak. Mengaminin setiap kata2mu mbak, terutama bagian yang bisa beli mobil dan rumah dengan tunai. Hihihih. Cukup orangtuanya ini saja yang ngrasain tiap bulan mengalokasikan gaji buat cicilan rumah dan ini itu. =D

    • tuh kan ya, bener…
      buat anak mah doanya nggak mungkin setengah2, betul..? πŸ˜€
      Gaji buat cicilan masih boleh sih, asal buat rumah ke-2, ke-3, ke-4 dan seterusnya itu yaa Allah… hahaha… *ngayal* πŸ˜†

  26. wah, aku kelewatan baca post ini, padahal seru nihh.. lagi jadi bahan obrolan di rumah. tp bukan aku dan suami ngobrolin kerjaan anak, tp obrolan bapak yg soal kerjaanku. smangat banget bapak nyuruh2 aku daftar PNS (yg beritanya lagi banyak yg buka lowongan itu). padahal dulu jaman aku kecil, bapak sendiri yg slalu bilang, “PNS itu persaingannya gak sehat, banyak curang2nya, duit haramnya” dll, yg terlanjur tertanam di bawah sadarku. tapi sekarang beliau sendiri yg paling semangat nyuruh aku nyoba daftar, dengan pembenaran “sekarang PNS dah jauh lebih baik kok, pengawasan lebih ketat, dan smua itu tergantung orangnya masing2 kok” dan ujung2nya “enak klo jadi PNS, banyak fasilitas (termasuk kredit ini itu) dan lebih santai dibanding swasta” padahal kan ya belum tentu kan ya… =p. tapi kalo sampe sekarang aku belum daftar CPNS, sebenernya alasannya bukan itu jg sih. tapi karena malas urus kartu2annya itu, dan kedua karena jurusan saya tidak banyak dicari, kakakkkk… haha…

    • haha, si bapak berubah pikiran di detik-detik akhir ya, Ni.. πŸ˜€
      Iya, sekarang PNS yang kerjanya oke banyak, kok. Walopun.. secara jumawa musti diakui, masih adaaaaa yang kerja seadanya sajooooo… πŸ˜†
      Menurutku semua jenis profesi ada plus minusnya kok. Yang PNS mungkin (mungkiiiinnn loh ya) lebih ngerasa secure di penghasilan bulanan dan pensiun. Tapi yang swasta kan jenjang karier bisa dikejar lebih cepat asal rajin, tho? πŸ™‚
      Sekarang kan tantangannya gimana cara meminimalisir poin minusnya, dan memaksimalisir poin plusnya. Halah! Gayamu, Fit. Macem Mario Teguh sajaaa… :mrgreen:

  27. hi mbak fit…aku ica πŸ™‚
    well, sebelumnya mau minta maap…mungkin aku salah satu orang yg underestimate PNS. mungkin krn itu yg aku alami n aku liat di sekeliling aku. aku malah pernah nulis kekesalan aku ke pns di blog! tp..salut sama mbak n suami. tetep semangat mbak, ajak oknum2 itu buat berevolusi..

    n kalo ngomongin soal biaya pendidikan….aku abis di curhatin sodara, kalo dy mesti bayar 30jt buat masukin anaknya ke TK n 78jt buat masuk SD. aku yg blm punya anak…udah keder duluan. tp..yg namanya orang tua, pasti bakal usahain apapun yg terbaik buat anaknya….rejeki gak kemana πŸ™‚

    • halooo, Ica. Salam kenal…
      haha, tenaaaangg..! Nggak apa-apa, kok. Profesi PNS ini bagai pisau kan ya? Tergantung yang make, ngarahinnya kemana. Bisa jadi tajem, bisa jadi tumpul. Tergantung mata pisau sebelah mana yang dipake. πŸ™‚
      Haduh, aku shock loh, baca biaya sekolahnya sodaramu itu. Mahalllllnyooooo…!
      Tapi berhubung dirimu belum punya krucil, ya sudahlah nggak usah ikutan sutris, bikin anaknya aja dulu, sutris belakangan. Hahaha…

  28. sama … masih shock dengar cerita bosnya Masguh yang tahun lalu masukin anaknya ke jurusan Kedokteran Tri*****. Katanya 500jt aja gitu uang masuknya. Belum termasuk buku dan uang praktek, yang mana beli mayat untuk praktek aja bisa 10jt. Hiks.

    Prinsip de sama suami kebetulan sama β€œjangan cuma tanya ke anak, kalo sudah besar mereka mau jadi apa. tapi tanya ke diri kita selaku orangtuanya, sanggup kah mendorong dan memberikan fasilitas untuk mereka dalam mengejar cita2nya?”

    jadi mari banting tulang demi tabungan pendidikan anak

  29. salam kenal mba fitri, seruuu baca blognya.apalagi ini musim cpns-an. Moga2 generasi muda pns ini bisa bawa nama pns jadi bagus lg ya, enggak yang ini itu kayak dulu. btw mba,blanjanya di MTC?daerah situkah rumahnya?deket dong ma rumah aku, hihihihi

    • Halooo, mbak Kania! Salam kenal! Aaaah, iya. Ku amin-i dulu dong, itu doanya… πŸ™‚
      Rumahku nggak deket2 banget sih sama MTC, tapi lumayan lah kalo kesitu bisa jalan kaki. Lumayan gempor, maksudnya.. :mrgreen:
      Aduh, jangan2 kita pernah ya, papasan di MTC/griya? πŸ˜‰

Leave a reply to veronica5277 Cancel reply