Calon Duta BKKBN (?)

Beberapa kali di blog ini saya cerita kalo saya adalah  anak ke-10 dari 11 bersaudara dari SATU IBU dan… anak ke-15 dari 16 bersaudara dari SATU AYAH. Yup! Ibu saya mengandung dan melahirkan 11 (SEBELAS) anak. Punya saudara banyak, enak dong. Minimal kalo lebaran rameeee banget macem kumpul di kelurahan, trus kalo ada masalah kita enak lah ya, bisa gotong royong  menyelesaikan. Abaikan dulu drama-drama yang terjadi. Apa kerennya keluarga, kalo tak ada drama, kan? Hahaha. Cuma, salah satu nggak enaknya bersaudara banyak -selain jatah makanan dan baju sangat minimal- 😆 adalah kurangnya waktu saya untuk bermanja-manja dengan Ibu. Apalagi sejak Bapak meninggal di tahun 1983 (saat saya masih berumur 4 tahun dan adik saya baru 7 bulan), beliau harus banting tulang menjadi single parent hingga praktis tak banyak sisa waktu beliau untuk saya.

Saya nyaris tak pernah merasakan nikmatnya dimandiin, dipakein baju, disuapin, ditemenin belajar atau diajak main oleh Ibu, saking sibuknya beliau saat saya kecil dulu. Dan bukan, saya bukan mau menyalahkan ibu, kok. Hormat dan salut saya nggak akan pernah habis untuk beliau yang puluhan tahun berjuang membesarkan 16 anaknya sendiri tanpa bantuan siapapun. Iya, tanpa bantuan siapapun. Nggak ada pembantu di rumah kami. Mungkin karena Ibu tak punya uang untuk menggaji seorang pembantu. Semua beliau kerjakan sendiri. Wow! Bisa? Ternyata bisa. Mana tuh, em(b)ak-em(b)ak yang suka merepet repotnya ngurus tiga anak (doang?) itu, hah? *tunjuk muka sendiri* 😆 Bertahan hidup secara ekonomi dengan bermodalkan kepandaian untuk menjual padi, hasil kebun, dan… tanah warisan Bapak doang ya, Bu!  🙂 Jadi, meskipun bisa dibilang saya ini dibesarkan oleh kakak-kakak saya, tapi saya tak pernah lupa, siapa ibu saya. Tetiba inget sama neng Jihan yang sejak kecil diasuh oleh ART karena ibunya bekerja, tapi tak pernah sedikitpun dia lupa kepada siapa dia harus memanggil ”mama”—> meletin lidah ke orang yang nyinyir pada ibu bekerja :mrgreen:

Cuma ya, kalo saja boleh memilih, TENTU SAJA saya akan memilih untuk memiliki (lebih) sedikit sodara, atau bahkan jadi anak tunggal, supaya waktu Ibu lebih banyak untuk saya. SENDIRI. SEMUAAAA waktu yang beliau punya itu. Egois? Tidak. Itu buah pikiran seorang kanak-kanak yang iri liat betapa enak hidup teman-temannya yang kalo makan disuapin ibu, mandi dan pake baju ditemani Ibu, mengerjakan PR dibantu Ibu, dan hal remeh temeh lain dilakukan bersama Ibu. Tetapi, saat itu, saya -dan Ibu- memang tak punya pilihan lain. Situasi-kondisi memaksa kami harus hidup dalam segala keterbatasan. Seandainya saja ada pilihan yang lain…

Saya, nggak pernah sekalipun mendengar Ibu mengeluh tentang beratnya hidup yang beliau jalani sejak bapak meninggal dunia. Saya bahkan tak ingat sama sekali, kapan terakhir kali saya melihat beliau marah, atau ngomelin anak-anaknya yang jumlahnya lebih dari cukup untuk bikin kesebelasan sepak bola itu. Samar-samar, saya hanya ingat beliau sesekali menangis di malam hari selesai sholat tahajud. Dan biasanya, isak tangis-nya akan terdengar lebih lama di malam takbiran Idul Fitri atau Idul Adha.  Ah, cuma mengetik ini saja tetiba mata saya basah. 😦

02 Januari 2012. Di Surya Yudha Park Banjarnegara. Dan perempuan berusia 70 tahun inilah, yang kepada Beliau saya sandarkan semuaaaa kiblat saya tentang pelajaran kesabaran...

02 Januari 2012. Di Surya Yudha Park Banjarnegara. Dan kepada perempuan berusia 70 tahun di samping saya inilah, saya sandarkan semuaaaa kiblat saya tentang pelajaran kesabaran…

Anyway.. Kemaren sore di perjalanan pulang dari daycare, si bontot Amartha muntah-muntah. Lalu semalem badannya panaaaas, sampe susah tidur dan saya yang nemenin mau nggak mau jadi kebolak balik bangun untuk mastiin dia nggak apa-apa *ngetik dengan kepala kliyengan* 😦 Dan seperti biasa, kalo lagi nggak enak badan begitu dia makin nempeeelll ke ibunya. Maunya dikelonin, dan kalo saya gerak atau jalan sedikit, doi ngintil kemanapun saya pergi. Berhubung ada setrikaan yang harus dibereskan, saya ajak dia ke atas, jadi sambil nyetrika, saya kudu bagi konsentrasi juga menjawab dan menimpali semua ocehan penting nggak penting yang kenapa sih sayang, kalo lagi sakit malah makin banyak ocehanmuuu…? 😆 Nggak lama, si tengah nyusul naik, trus TANPA DIMINTA, doi mijitin kaki adiknya yang tiduran di sofa samping meja setrikaan. Nah itu tuh, salah satu bukti betapa baiknya si tengah kami ini. 🙂

Dan kemudian terjadilah percakapan yang kurang lebih isi-nya begini:

” Bu, tadi pas di daycare ya Bu, ada temenku yang bilang kalo Nay*a pacaran sama Bang Andro…”

Hahhhh? Appaaaaa…??? Saya nyaris kesenggol setrikaan saking kagetnya. Oke, tenang Fit. Muka panik tidak akan banyak membantu di saat-saat seperti ini. Tenaaangg! Tenaaanggg!

” Bu, pacaran itu apa, sih..? “

Seakan-akan belum cukup shock yang saya alami, ada suara si bontot yang menambahi. Aduh! Nggak mungkin kan, saya teriak panggil Baginda Raja dan mendisposisikan pertanyaan mereka ke beliau? Jatuh dong, harga diri saya di depan para krucils. 😆

” Ehm.. pacaran itu, buat suami istri yang udah nikah, sayang. Kalo Nay*a sama bang Andro kan belum nikah, jadi mereka bukan pacaran, tapi berteman…” cuma jawaban itu yang terbersit di otak udang saya ini.

” Ooohhh, kayak Ayah sama Ibu ya, Bu…” jawab Aura sambil senyum-senyum. Adiknya ikutan senyum.

” Iya. Kayak Ayah dan Ibu…” Fiuuuhhh. *usap keringet di dahi*

” Ehm… Suami istri itu apa sih, Bu..? “

Aduh! Kenapa kalian nggak tanya soal yang lain sih, Naaakkk…? Lagi setrika, iniiii…! Dan itulah kenapa saat ALLAH menurunkan kalian ke dalam perut Ibu, SEHARUSNYA IA kirimkan juga manual book komplit yang berisi jawaban tentang semuaaa pertanyaan ajaib kalian itu. 😆

” Suami istri itu… *ulur-ulur waktu* …. orang yang sudah menikah. Contohnya Ayah sama Ibu. Karena Ayah dan Ibu sudah menikah, jadi sekarang  Ayah itu sudah jadi suaminya Ibu. Nah kalo Ibu, sudah jadi istrinya Ayah…”

Aura masih keliatan mikir.

” Ooohh… Kalo gitu, aku mah nanti nikahnya mau sama Dik Amartha aja deh, Bu… “

Ibunya pengen pingsan di tumpukan baju. 😆

” Eh, nggak boleh, sayang. Dik Amartha kan adiknya mbak Aura. Kalo kakak-adik itu, nggak boleh nikah…”

” Kenapa, Bu? Kan aku sayang sama dik Amartha…”

” Aku juga sayang sama mbak Auraaaa…” si bocah yang badannya lagi panas itu menyela sambil cengar cengir. Lalu mereka saling ketawa. Ish! Kalian ini, ya…!

” Karena mbak Aura sama dik Amartha kan kakak-adik. Satu keluarga. Kalo masih satu keluarga, berarti nggak boleh nikah..”

Keduanya masih bengong. Nampak belum paham. Oke, kudu dicari kalimat yang lain, kalo begitu

” Jadi, kalo nanti mbak Aura nikah, berarti mbak Aura akan punya keluarga yang baru, trus punya anak. Sama kayak Ayah dan Ibu, sekarang punya anak Bang Andro, Mbak Aura, sama Dik Amartha…” Kalian juga nggak boleh nikah, karena nikah dengan kakak atau adik itu sama saja dengan insest, dan insest itu dilarang oleh agama karena dosa… bla, bla, bla… Kalimat terakhir tentu cuma saya ucapkan dalam hati. 🙂

” Ooohh, gituuuu…”

Saya masih kurang yakin sih, Aura beneran ngerti atau pura-pura ngerti dalam rangka menyelamatkan muka panik saya. Entah gimana pula adiknya. Tapi biasanya, doi pasti ngikut aja apa kata mbak-nya. Haha. Tapi lumayan lah, saya jadi bisa narik nafas dan ngelanjutin nyetrika.

” Ehm.. Bu… tapi nanti aku anaknya mau 2 aja, deh. Eh, nggak ding. Mau 1 aja. Iya, aku mau punya 1 anak aja…”

Eh? Apa? Saya spontan menghentikan tangan, meletakkan setrikaan di posisi berdiri  dan menatap langsung mata si anak gadis. Perasaan saya kok mendadak jadi nggak enak, ya?

” Loh, kok cuma 1..?”

” Nanti, kalo anaknya 3, jadi sama kayak Ibu, dong! REPOT. Kan kalo bang Andro pengen ditemenin Ibu belajar, trus aku minta ditemenin main, trus dik Amartha pengen sama Ibu juga, Ibu jadi repot. Gimana, dooonggg…? “ lalu dia nyengir supeeerrr lebarrrrr dengan mata makin membulat lucu.

Plak, plak, plak! Perih ya, kalo ditampar anak sendiri. Perih, tapi kan mana boleh marah, Buuuu…? Coba ya, Fit. Mulai dari sekarang, di rem itu mulut lebarmu. Jangan sedikit-sedikit ngeluh repot. Sedikit-sedikit ngeluh capek. Sedikit-sedikit ngomel kerjaan rumah nggak habis-habis. Ada CCTV berjalan yang 24 jam mengawasi, loh! Lupakan sebentar kenyataan bahwa jadi ibu memang melelahkan. Ingat, apapun yang kita ucapkan, akan mereka dengar. Apapun yang kita lakukan, akan mereka lihat. Apapun yang kita keluhkan, akan mereka rasakan. Dan apapun yang kita nilai atas mereka sekarang, akan seperti itu pula-lah mereka nanti. Untuk seorang Ibu, ucapan katanya doa, ya? Jadi hati-hati dengan mulutmu. Jaga baik-baik apapun kalimat yang keluar, terutama di saat marah. Repot, ya? Emang. Ribet, ya? Iya. Tapi ada  benernya juga kok, kata bu Elly Risman. Nggak mau repot…? Jangan punya anak! :mrgreen:

Duh, mbak Aura, mbak Aura. Makin lama kok kamu emang makin mirip Ibu, sih? Keren!—> bapaknya langsung protes. Woiii, ada saham ogud juga disitu, woiiii! 😆

Dan karena Ibu tahu betapa polos pikiranmu, Ibu jadi yakin kalimatmu itu bukan untuk menyindir Ibu, apalagi men-diskredit-kan ibu-ibu yang punya anak lebih dari 1. Soalnya kan masih ada ibu-ibu beranak banyak, yang tetep (bisa) hepi. Kamu kenal kan, sama  Budhe Tituk yang ber-anak 4 lalu budhe Titi yang buntutnya 5,  dan tante El yang anaknya 6 itu? 😀

Trus, gimana dengan Baginda Ratu? Anak 3 biji, semua manis, kok. *kalo lagi manis* 😆 Suami juga baik-penyayang-penuh-pengertian-sabar-rajin-mijitin: apa lagi yang kurang? Nggak ada. Alhamdulillah! 🙂

Jadi.. tak apa-apa lah, Nduk. Soal jumlah anak ini masih bisa kita diskusikan lagi saat kau sudah menemukan suami yang baik dan bertanggungjawab -minimal seperti ayahmu- dan selanjutnya kita akan pikirkan bersama-sama, seberapa besar kans-mu untuk jadi duta BKKBN nanti, ya! 😆

suatu hari di bulan Agustus 2013. Ini pose di Miko Mall,daerah Kopo bandung sana. Nampak ideal kan ya, walopun ber-anak 3? *asah golok buat yang bilang nggak* Hahaha...

suatu hari di bulan Agustus 2013. Ini pose di Miko Mall,daerah Kopo sana. Nampak ideal kan ya, walopun ber-anak 3? *asah golok buat yang bilang nggak* Hahaha…

 

110 thoughts on “Calon Duta BKKBN (?)

  1. Pertamaxxx…

    Afa ? seriusan mak, anak ke-10 dari 11 bersaudara ? hihihi keluarga besar yaaa …

    ntar nyambung lagi mak, aye mau capcus dari kantor .. udeh jam 5 tenggo 🙂

  2. woooh besar nian yah keluarga mu mbak. Haduh gak kebayang deh, aku yang berdua aja selalu berandai andai (sekarang sih udah bertekad) untuk punya satu anak aja maksimal.
    Baca tulisan ini jadi nostalgia, dulu waktu kecil bertapa bete nya apa apa mesti ngalah sama adik. Mana adikku itu kolokannya ruaaar biasa dan paling ahli bikin kakaknya ini keluar tanduk 😆
    Tapi cita cita ku punya anak cuma satu bukan cuma karena itu kok, hari gini mikir biaya nya mbak *brb nanem pohon duit*, punya anak di Jakarta=mahal euyyy 😀 . Duh, aku mah nge fans deh sama Aura, hati nya baik banget siiih, walau pertanyaannya bikin emak nya pusing tapi ya sutra lah ya namanya juga anak anak. hahahaha aku tepok jidat juga sih kalo punya anak trus ditanya begitu. Mati kutu 😀 *puk puk mbak Fit*

    • Bukan besar lagi, May. 1 kecamatan pindah deh, kalo pas lagi ngumpul lebaran, hahaha…
      Ah, kayaknya yg namanya bontot itu selalu minta perlakuan khusus ya, habisan di rumahku juga adekku gitu juga sih, suka seenaknya bikin kakak2nya mau nggak mau kudu ngalah sama kekerasan hatinya–> yang didukung penuh sama Ibu (atas nama si bontot ini satu2nya yang paling bayi pas ditinggal alm. bapak)
      Aura mirip aku kan ya, May? Keren? Huahahaha…

  3. Mhahahaha… ga da ga ketawa deh kl baca postingan dirimu mba. Yg gw sukain adalah elo sering ngeluh tp endingnya selalu bersyukur.gw yg suka ngeluh ini jd suka dijitak2 gituuuu disuruh bsyukur

    • haha, lucu sih sebenernya pas mereka ngomong ya. Cuma kan langsung panik aja gitu, dengernya. Lah kalo nggak buru2 dikasih pengertian, takutnya ntar mereka keterusan nge-tag sodara sendiri jadi calon suami/istri, hahaha…

  4. Wowwwww kakaknya banyaakkk trus suka berantem2 juga gak mba? Hihi
    Anak kecil itu emang kadang suka nanya yang aneh2 tapi emang karena polosnya mereka ya mba. Tapi lucu 😉

  5. Aku juga mau satu ajaaa… Eh, tambah satu lagi boleh sih.. *labil* *kokop pil kb*
    Ibunya mba Fitri kereeen.. Sedih aku bacanya… Semoga ibunya sehat selalu ya mbaaa… :’)

    “…SEHARUSNYA IA kirimkan juga manual book komplit…”
    Hahahaha.. Sekalian CD & kartu garansinya ya mbaaa.. 😀
    Aura & amartha lucuuuu… Siap2 deh aku, agak gedean dikit tiba2 oddy nanya begitu juga…

    • aamiiin… makasih ya, Mut. Beliau itu sungguh jadi teladanku soal kesabaran, walopun kadang2 suka iseng kepikir: jangan2 stok sabar di dunia ini sudah beliau ambil semua, makanya udah nggak ada sisa lagi buatku, hahaha….
      Tunggu setahun lagi, Oddy bakal bikin kamu panik deh dengan pertanyaan2 tak terduganya, Mut. Eh, emang bener kok, harusnya ada loh, manual book yg dikirim bareng sama para krucils itu. Garansi 30 hari barang kembali, gitu. Hahaha, emang kulkas..? 😆

  6. Kata mbak Titi nambah anak kesabaran meningkat Fit, katanya die ya. Tp kalo liat ibumu bisa jadi teorinya bener. Padahal ibumu sm mamakku beda 6 thn doang tp kayak beda satu jaman ya ahahaha jaman beranak banyak itu kan jaman kakeknenek kita. Errrr artinya kita sama mbak El jg beda ‘satu generasi’ ihihi

    • teorinya mbak Titi masuk akal, Mak. Cuma… kayaknya SKB, deh. Syarat ketentuan berlaku, habis rasanya tak berhasil untukku, nambah anak makin pening, nambah pula intensitas ngomel dan merepet itu, huhuhuhu…
      hahaha, mbak El itu pengecualian, Mak. Dia kayaknya last edition di generasi kita, hahaha…

  7. aku selalu amaze mbak baca kisah ttg ibu mbak Fitri. Ngurus 16 anak sendirian… *padahal aku aja anak 1 masih berasa butuh banget sama si bibik.
    Pertanyaan anak2 kecil ini emang ya bisa bikin emaknya muter otak kemana2 buat nyari jawaban yang pantes dan kira2 mereka ngerti. Hihihihi.
    Sehat selalu yaa semuanyaa ^^

    • aamiin, sehat terus ya kita semuanya, Ul…
      Eh, jaman kecil dulu, aku nggak liat tuh hebatnya Ibu, Ul. Jadi biasa aja liatnya. Kurang ajar, ya? Hahaha. Habis kayaknya beliau biasa aja gitu, bangun sebelum shubuh, tidur hampir tengah malem, SETIAP HARI. Malah kalo malem lebaran suka nggak tidur saking banyaknya yg kudu dimasak. Naaahhh, begitu nikah dan punya anak -terus ngerasain gimana repotnya berbuntut itu- baru deh, kebayang Ibu jaman dulu. Gilaaaa, beliau hebat bangeetttt!

      • iyaaa..pas jadi anak sih ngrasa ibu2 ya emang mesti gitu =)) *minta dikeplak banget.
        aku baru ngeh itu pas udah smp-sma apa ya.. kurang tidur dikit udah cranky, padahal ibuku ya gitu juga mbak.. tidur tengah malam, bangun sebelum subuh. Udah pesimis ntar gimana aku pas jadi ibu ya =)). Dan teetuupp.. pas jadi ibu beneran, gak bisa tuh kayak ibu dulu T_T. Canggih emang ibu2 kita iniih.

    • jaman aku kecil sih kayaknya nggak kepikir deh Fen, nikah sama sodara sendiri, habis kan sodaraku banyak benerrrr, bingung milihnya, huahaha….
      Aduh Feni. Kamu kan masih ABG, jadi jangan sama-samain jaman kecilmu dgn jaman kecilku ya… *sumputin akte lahir* 😆

  8. Setuju sama bu El… kalo gak mau repot ya jangan punya enak… padahal sebenarnya repotnya cuma sebentar… anak-anak tambah gede kan pasti mereka sudah mandiri dan dah mulai gak terlalu tergantung sama kita… liat aja, ntar kita yang merengek-rengek minta mereka nemeni kita, hihhihihi

  9. uhhmm… untung aja itu si aura gak nanya gimana caranya sih bu, aku bisa muncul di dunia ini..hehe..bisa makin terkunci rapat2 dong ya..
    anakku juga perna bilang, di sekolahnya, dia dikatain temennya pacarnya si B..huhuhu…langsung melotot ini mata sampe mau lepas.. abis dijelasin ini itu, persis deh mba nanyanya kaya aura. suami-istri itu apa, pleeeess…*jengjengjeng* “gimana ara bisa lahir?” ini anak nanyanya ngok bangeeet… dan aku jawabnya mikir pake lama…hahaha.. tapi untunglah, bisa jawab juga akhirnya dengan bahasa yg dia ngerti.. entah itu bener atau enggak di nalar orang lain 😀

    • hahaha… Eda, buatku sih ya, jawaban kita bisa bikin para krucils diem itu artinya mereka udah cukup puas -saat itu- 😆
      Andro tuh yang sekilas nanya, gimana caranya aku ngelahirin A3. Huaaahhh, keringet dingin jawabnya. Pengennya kan jawab yg bener-ilmiah-dan gampang dimengerti, yes? Untuuungg waktu itu ada bapaknya yang bantu jawab. Fiuuuhhh!

  10. ibu2 jaman dulu itu hebat ya mbak…
    ibuku working mom kalo istilah sekarang. jadi guru, ngurus anak 3 + ponakan 1, tanpa pembantu. ga pernah sekalipun ibu ngeluh soal kerjaan kantor maupun kerjaan rumah. ga pernah sekalipun ngegalauin antara mau jadi working mom atopun sahm. ikhlas banget ngejalaninnya. beda bingits sama generasi kita. sama kayak mbak, ibuku tuh kiblatku banget untuk segala urusan, hihihi 😉
    sungkem ke eyangnya triple a, dan dan dan semoga ibuku bisa cepet nggendong cucu kayak eyangnya triple a yaa, hihihi.. *pesen sponsor inih 😀 😀

  11. Hihihi aku aja yg ditanya pacaran itu apa sama anak smp gelagepan takut salah ngejelasin… lha ini yang nanya bocah balita hahaha… kebayang…
    Dan akuu… salut banget sama ibumu.. bener loh kagum. Jaman orang beranak banyak itu kan jaman bapakku yg 10 bersaudara itu.. jaman ibuku aja udah jarang loh.. lha ini jamanmu Fit… dan beliau single parent pula.. *cium tangan ibumu* beneran loh aku ikutan mewek pas baca bagian itu..
    Mudah2an beliau sehat dan bahagia selalu ya menikmati masa sepuhnya sekarang.

  12. Mbaaak, aku beneran ngefans sama Aura! 😀

    Dan langsung inget Akhtar yang ngomelin Kirana “Adek, jangan diberantakain terus bukunya. Aku capek beresin terus” :)))) <<< CCTV 24 jam ya mbaak? 😛

    Aku kok jadi semakin deg-degan, Akhtar sama Kirana makin besar. Deg-degan dapet banyak kalimat jleb jleb dari mereka kayak Mbak Aura gini 😛

    • Iya, CCTV 24 jam, habisan kalo liat mereka ngomong, berasa liat rewind emaknya yg lagi ngomong… eng.. dalam kasusku, emaknya yg lagi ngomel, huahaha…
      Makanya, dek. Perluuu banget curi ilmu ibu2 yang udah punya ABG, kita copas nanti jawaban mereka atas pertanyaan2 ajaib itu, hahaha… *ketahuan malesnya*

  13. Subhanallah luar biasa Ibumu ituuuuh… Punya sodara banyak itu mungkin bikin bete waktu masih kecilnya tapi pas udah gede gini malah seru ya… Aku cuman dua besodara soalnyah, adekku cowo pula jadi jarang banget ngobrol mencurhatkan kehidupan inih *apeeeu 😛
    Ah, aku sungguh tidak akan siap nampaknya menjelaskan soal pacaran , menikah dkk , jadi mohon petunjuknya ya Jeng biar aku bisa bikin contekan 😆

      • Jim,Thanks for the very thoughtful post. You got it exactly right. The one bit that I want to call out is your saying that our email format is &#2;e0;clev2r&#88212. It really isn’t. We simply want to provide useful, educational, and informative content through the various channels that we use. We tested a number of approaches, surveyed our users and found that they preferred this style.Thanks again.Andrew SinkovVP, MarketingEvernote

  14. hebat banget ibunya Fit…. anak2nya sukses, selalu hormat dan gak nuntut ini itu…berarti ibunya yang hebat kannn…. salamin ya…. semoga ibu selalu sehat, aamiin

    Aura emang perhatian ya anaknya…. anak gadis baik hati banget gituuu…. gak kaya Tante nih…udah berwajah jutek, gak sabaran pula 🙂

  15. Banyak nih komennya…
    1. Hats off for your mom. Not only she was capable to be a single mom for 11 children, she is also A GREAT MOM. (well at least that’s what I assumed from yout writings.) 😉
    2. Maksud Aura itu sayang ke kamu lah Fit, dia nggak mau liat Ibu nya repot. Anak kecil itu kan emang suka ceplos hal pertama yang muncul di otaknya.
    3. Lucu banget sih Amartha dan Aura bilang sayang2an iiihhhhh 🙂
    4. Gila anak jaman sekarang nanyanya kayak petasan yaaaa, berentet! Bingung dah tuh jawabnya! XD

    • banyak juga nih, jawabannya: 😆
      1. Thank you, May. Pujiannya bisa otomatis diteruskan ke anaknya nggak sih, kalo beginiiii? hahaha…
      2. Aaahhh. Itu pemikiran yang bagus, aku suka ide-mu. Jadi, Aura sayang ibunya. Oke, cukup sampe disitu aja ya. No nyinyir-nyinyir kan, berarti ya, nak? 😆
      3. Lucu, tapi kan… emaknya panik, tahu. Panik jawabnya! Hahaha..
      4. Dan pertanyaan berentet kan konsekuensinya juga jawaban bersambung, May. Pening, deh! 😀

  16. kenapa ya…kalo baca postingan mu itu berasa NANO NANO *numpang iklan* nangis-ketawa-nyengir jadi satu dah hehehe…selalu TOP postingannya geuliiisss….dan saya jatuh hati ama neng aura *kiss kiss*

  17. Mbak aura anaknya jangan 1 tapi 2 dong klo mau jadi duta BKKBN kayak tante dhira ini loh keren anaknya 2 *tau2 abis nulis ini hamil* huahahahahahahaha

  18. seperrti bapakku mbak fit mereka juga 14 bersodara se ayah ibu… duuuh kalau lebaran dan ngumpul rasanya kek rapat kelurahan, trus dapat suami yang 9 bersodara… dadah2 dech sama bkkbn heheheheh
    btw, itu aura kok bisa ya mikir sampe gitu….. dewasa banget sich km nak 😀

    • 14 bersaudara seayah-ibu? Oh my….. *sungkem* 🙂
      Anak-anak ini kadang emang bikin kaget kok, Rhey. Sumpah ya, kudu banget hati-hati kalo ngomong. Oh, in my case.. kudu banget hati-hati kalo mau merepet, huahahaha..

  19. waahh samaan dong Fit, aku juga produk anak ibu bekerja. Dulu malah kalau kakak2ku lg sekolah, aku selalu dititipin ke ibu warung di deket rumah, krn kita enggak punya ART. Alhamdulillah walaupun punya ibu bekerja tetep masih ingat mamaku yang mana n tau kalau mau minta uang ya ke mamaku itu . hahahah
    Mba Aura kamu manis amet sih mau bantu mijet adek yg lagi sakit, ntar kalo udah SD pasti rajin bantu ibu beres2 rumah…

    • hahaha, Itaaaaa… yang paling penting emang nggak salah minta uang ke siapa, ya… 😆
      Nah itu dia, Ta. Aura kan lagi kupersiapkan biar pas SD nanti bisa bantu2 kerjaan domestik, minimal lap-lap meja, nyapu, nyuci, setrika, masak… *lah, itu sih semuanya dong!* :mrgreen:

  20. Salut sangat buat ibunya, mb fit.. Buat mb fit juga salut ding. Hehe..
    Kalo aku, dulu sbelum punya Keenan, slalu berangan2 punya anak 3. Secara aku kn cm 2 bersaudara, rasanya kok sepi, trus gak ada yg jadi penengah. Tapi setelah sekarang punya Keenan.. mmm.. kayaknya klo boleh, 2 aja ya, ya Allah.. :))

    Dan, Mb Aura so sweet banget mijit2 adeknya.. *cium*

  21. halo mbak fitri
    baca tulisannya selalu bikin senyum-senyum sendiri deh.
    wow..11 anak..tapi emang zaman dulu mah anak banyak gak masalah yah, kalau kata nyokapku sih yah karena ga diurusin kayak anak sekarang. nyokap juga anak kedua dari 8 bersaudara dan dia ngurusin namanya sekolah dan kuliah adek2nya sampe mereka nikah juga nyokapku yang urus. Nenekku lebih banyak urus perdomestikan rumahnya sendiri jadi urusan keluar rumah dipasrahkan pada nyokap, nah kalau mau nambah anak sampe 11 bisa kayakbya mbak, kan nanti andro dan aura yang bisa bantu ngasuh heheheheh.
    qila yang baru 4 thn juga udah ngomongin pacaran karena ikut2an nonton sinetron sama art di rumah
    tapi dia juga ngertinya pacaran itu kayak ayah dan bunda…
    eh btw kok kepikiran jadiin aura duta bkkbn? hehehehe

    • halooo, mbak Resna…
      hahaha, kan kalo anaknya cuma 1,cocok tuh jadi duta bkkbn, secara jumlah anak bener2 minimal, hahaha…
      Aduh, nambah anak sampe 11 biji sih mungkin bisa2 aja, tapiiii… siapa yang mau bayarin sekolahnya, cobaaaa…? hahaha…
      Keren ya, anak jaman sekarang udah pada pinter ngajak diskusi soal pacaran, nikah, anak dst… emaknya pening! hahaha…

  22. Whoa!! Ibumu super sekali!! Gak kebayang deh gimana rasanya membesarkan sekian belas anak seorang diri. Asik ya punya banyak sodara, anak2 jadi punya banyak sepupu… soalnya di keluargaku paket hemat, om dan tanteku rata2 anaknya hanya dua aja 😀

    • hmmm… pantes dirimu juga nampaknya keukeuh berbuntut 2, mbak.. 😀
      Iya, ibuku emang super. Malu deh kalo ngeluh soal repotnya ngurus 3 anakku ke beliau. Cuma dikasih senyum doang, hahaha…

  23. ah, selalu telat komen kalo di sini… *nesu*
    tappiiiiih aku selalu syuka jurnal mbak Fit! dan tambah penasaran sama makhluk manis bernama Aura! sini Aura, main sama una jingga yuuuuuuuuuuuuuuuuuuuk………:p

  24. hi..hi.. sama aku dulu kl lagi sebel beranteman sama adek2 suka bilang kenapa dulu mama anaknya nggak dua aja sih

    ibu bener2 orang sabar dan kuat ya, dan kelihatan masih gagah di usianya sekarang,

    • hahaha, jadi kalo ngambek, suka protes ke mama ttg jumlah anak juga ya, Mon? Hahahaha.. *pukpuk si mama* 😀
      Iya, alhamdulillah, Ibu masih sehat. Cuma jalan aja yg rada susah, soalnya beliau punya asam urat gitu..

    • seneng, mbak. Kalo lagi akur. Kalo lagi berantem, ya.. ya.. ya gituuuu deeehhh.. hahaha…
      Ibuku kayaknya last edition deh, mbak. Setelah beliau, kayaknya nggak ada lagi ibu2 beranak diatas 10, hahaha…

  25. DUA anak cukup….TIGA lebih baik…. slogan baru ini mbak..hahahaha
    salut deh sama ibunya mbak, anak segitu banyak tanpa ART, aq aja yg cuma 3 sering ngeluh n ga sabar…pengennya sih emang ngurangi ngomel tapi jatuhnya malah nangis kl mulutnya ngempet ngomel dan kalo ketauan anak2, rasanya gimana gitu liat ekspresi mereka kl liat bundanya berurai air mata..sambil nanya, bunda kenapa nangis??? bunda capek ya…??? *ga bisa jawab malah makin deres air mata*

    • huahaha, Iraaaa… itu kan slogan kitaaaaa… 😆
      samaaa kayak aku, kalo udah capeknya kebangetan dan udah kehabisan tenaga buat ngomel, jatuhnya pasti nangis, hahaha. Cemen deh, ah! *self toyor* 😆

  26. dulu gw dan masguh bercita2 punya anak 3. Secara masguh adalah hasil produksi keluarga kecil (2 anak saja, sementara mama dan papa nya masing2 anak tunggal pula), jadi pinginnya punya anak 3. Alasannya simple: biar kalo voting ada yang menang. Hahahaha

    apadaya pabrik harus ditutup, bersyukur banget sudah dapat 2 lengkap pula jenis kelaminnya.

    adeknya Masguh tuh yang balas dendam, menikahi pria yang merupakan anak ke 10 dari 11 bersaudara. Ponakannya total 38 saja. pening kalo bagi THR lebaran. Hihihihi

    • huahaha, De… yang bagian pening pas lebaran juga kayaknya dialami sama baginda raja, tuuuhhh… 😆
      Ya abis ponakanku kan udah nggak kehitung jumlahnya, jadi ya gimana dong yaaaa…? Hahaha..

  27. Kebayang rame nya tuh mba Fit 11 bersaudara 😀 Gak perlu ada sepupu juga dah rame yah 🙂 Dan itulah yah perjuangan Ibu itu luar biasa.. Beda jaman beda tantangan yah mba Fit. Kalo dulu mana ada tuh berani nanya ke ortu pacaran apa? ya gak sih.. Ortu bilang A kita manut, bilang B ok.. Skrg kritis, jadi ortu juga kudu pinter nyiapin jawaban.. Jadi Mama2 dulu sama Mama2 skrg sama2 hebat nya 😀 Dann akuhh suka kagum dgn kalian para Mama yg dah punya anak tapi body slim.. akuh belum punya anak dah melar gini…hahaha :p *dilempar barbel sama PT*

  28. Wih keluarga besar, sama seperti ayahku Fit, sama2 11 bersodara. Etapi dirimu ada sodara 1 ayah lagi yah? 🙂
    Salut sama ibumuuu. Semoga sehat terus dan masuk surga ya beliau. Terharu baca ceritanya *apus2 air mata*
    Auraaaa, ya ampun. Disini ampe keselek dan geli banget bacanya. Bisaan ih nanya dan KOMENTARNYA!! hahaha. Mudah2an nanti berubah ya nak, jangan punya anak 1 aja dong, nanti kesepian dia hehe :))

  29. Aku jadi kangen ibuku mbak.. Ah kadang ya anak wanita kebanyakan berantem sama ibunya *padahal aku aja yang gatau diri* tapi kl dipikir2 perjuangan mereka selama ini buat kita luar biasa bgt 🙂
    Anakmu yg tengah lucuu banget sih mba bisa dateng dan mijitin kaki adenya. Ahh kalian keluarga yang penuh dengan kasih sayaang, seneng bacanyaa 🙂

    • kalo aku, alhamdulillah malah nggak pernah tuh, berantem sama ibuku, Mar. Mungkin karena emang beliau jarang ngobrol yg lamaaaa gitu kali ya, sama anak2nya. Waktu beliau habis buat nyari nafkah.. 😦
      Aura ini emang luar biasa baiknya. Bukan karena dia anakku loh, makanya kupuji. Kenyataannya, emang dia yg jadi penengah di antara abang dan adiknya. 🙂

  30. Aaaahhh… kangen baca tulisanmu mbak Fit
    Aku baru masuk kantor awal minggu ini jadi baru blogwalking 😀

    Anak kecil itu kritiss ya
    Dan kita harus siap sedia setiap saat menjawab semua pertanyaan tak terduga mereka
    Kayaknya ada buku2 yang ngebahas soal cara menjawab pertanyaan anak ini
    Mau cari aaahh. Bundanya Raihan mau belajar dulu sebelum ditanya macam2

    Eh btw, Bang Andro diinvestigasi nggak mbak, terkait gosip pacaran itu? 😀

    • Hai, Andiiii… apa kabar…? Aih, iya ya. Dirimu baru balik dari cuti… Gimana, gimana? Masih jet lag cuti melahirkan, tak? Hahaha…
      Aduh, tak perlu lah investigasi2an. Ntar dikira insert pulak—> sengaja sebut merk 😆

      • Jetlagnya hari pertama aja
        Alhamdulillah sejauh ini lancaarr. Selain juga karena ngantornya 2 minggu aja habis itu mulai kuliah. Jadi rasanya gimana yaaa, masih ngawang2 gitu. Masih terbawa suasana cuti, dan udah ngebayangin bakal cuti panjang 😀

Leave a reply to andiahzahroh Cancel reply